“Manusia adalah kebiasaan yang ia lakukan. Kebiasaan lahir dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Namun pengetahuan saja tidak cukup, begitu pula keterampilan tanpa kemauan. Semua itu harus menyatu menjadi kebiasaan yang membentuk diri ASN,” tegas Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) dalam pemaparan materinya.
Ia menekankan bahwa pengembangan SDM Kementerian Agama bukanlah proses spontan, melainkan upaya sadar yang dilakukan secara sistematis melalui knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan skills (keterampilan). Ketiganya akan menentukan apakah seorang ASN sekadar tahu, atau benar-benar mampu membentuk kebiasaan positif yang mencerminkan profesionalisme.
Menurut Kepala BMBPSDM, kecerdasan menjadi pondasi utama dalam proses pengembangan SDM. Lapisan paling dasar adalah kecerdasan intelektual, lalu di atasnya ada kecerdasan emosional, fisik, sosial, hingga yang tertinggi adalah kecerdasan spiritual. “Jangan ambil keputusan saat marah, karena separuh kecerdasanmu hilang. Jangan membuat janji saat bahagia, karena bisa jadi itu di luar kemampuanmu,” ujarnya, menekankan pentingnya kendali diri dalam bekerja dan mengambil keputusan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kecerdasan fisik juga tidak boleh diabaikan. ASN membutuhkan tubuh yang sehat agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Sementara kecerdasan sosial dan spiritual memberi makna lebih dalam pada pengabdian, menjadikan ASN bukan sekadar pelaksana birokrasi, tetapi juga pelayan publik yang berempati serta mampu mempererat persatuan bangsa.
Seluruh pesan ini disampaikan Kepala BMBPSDM dalam materi Zoom Meeting bersama peserta Latsar CPNS BDK Surabaya, Selasa (19/8/2025).
Penulis: Alya