Surabaya, 19 Agustus 2025 – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya menegaskan komitmennya dalam mencetak aparatur sipil negara (ASN) yang berintegritas dan profesional. Melalui pertemuan virtual, BDK Surabaya menggelar rapat koordinasi strategis yang menyatukan seluruh mentor, coach, serta jajaran panitia dari berbagai satuan kerja di wilayahnya. Pertemuan ini berfokus pada penyamaan persepsi dan sosialisasi pedoman terbaru untuk Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Kementerian Agama Republik Indonesia.
Acara yang dibuka langsung oleh Japar, Kepala BDK Surabaya, menjadi forum vital untuk memperkuat kolaborasi antara BDK sebagai penyelenggara pelatihan dan para mentor di lapangan. Dalam sambutannya, Japar secara khusus menyampaikan apresiasi dan harapannya kepada para mentor. Ia menekankan bahwa peran mentor sangat krusial dalam mendukung lancarnya pelaksanaan Latsar ini, menjadikannya kunci keberhasilan bagi setiap peserta.
“Bimbingan dan dukungan Bapak/Ibu adalah penentu keberhasilan para CPNS,” ungkap Japar. Ia menambahkan, “Penyamaan persepsi ini adalah bagian dari penjaminan mutu pelatihan yang ditetapkan LAN,” seraya menggarisbawahi pentingnya memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan standar yang harus dicapai.
Membangun Sinergi dalam Proses Aktualisasi
Muslimin, Kasubbag TU BDK Surabaya, memberikan penjelasan mendalam tentang tugas mentor dalam membimbing peserta. Ia menyoroti bahwa setiap peserta Latsar diwajibkan menyusun laporan aktualisasi yang bersumber dari isu-isu riil di instansi masing-masing. Di sinilah peran mentor dimulai, yaitu memberikan persetujuan terhadap isu yang dipilih dan membimbing peserta dalam merancang kegiatan yang relevan untuk menyelesaikan isu tersebut.
“Peran mentor itu mendukung hingga selesai, mulai dari memberikan persetujuan rancangan hingga memastikan kegiatan dapat menyelesaikan core isu yang diangkat,” jelas Muslimin, sembari menguraikan tahapan-tahapan yang harus dilalui.
Rincian proses seminar pun tak luput dari pembahasan, mulai dari seminar rancangan hingga laporan akhir. Ia juga mengingatkan bahwa penilaian mentor bersifat deskriptif, memberikan klarifikasi dan dukungan, sementara penilaian kuantitatif akan diberikan oleh penguji. Kehadiran mentor pada kedua seminar tersebut juga sangat ditekankan, demi kelancaran dan integritas proses.
Peningkatan Kompetensi Melalui PKTBT
Selain aktualisasi, pertemuan ini juga menyoroti pentingnya Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT), yang disampaikan oleh Sri Rejeki, Ketua Tim Kerja BDK Surabaya. PKTBT, yang merupakan bagian dari kurikulum pelatihan, bertujuan untuk meningkatkan knowledge, skill, dan attitude peserta dalam lingkup tugas teknis mereka.
“Ada dua jenis kurikulum PKTBT, yaitu kompetensi teknis umum/administrasi dan kompetensi teknis substansi yang lebih spesifik,” terang Sri Rejeki. Ia juga menjelaskan berbagai bentuk pembelajaran yang bisa diakomodir, mulai dari pelatihan formal hingga e-learning. Sri Rejeki menambahkan bahwa program ini memiliki persyaratan khusus. “Setiap peserta diwajibkan memiliki dua sertifikat PKTBT, satu bersifat umum dan satu lagi spesifik, sebelum mengikuti tahapan klasikal,” ungkapnya.
Melalui sinergi antara BDK Surabaya dan para mentor di lapangan, diharapkan setiap CPNS dapat menguasai kompetensi teknis yang mumpuni sekaligus memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai ASN. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk mewujudkan birokrasi yang lebih profesional dan adaptif di lingkungan Kementerian Agama.
Penulis: Dewii