

Surabaya – Kedisiplinan menjadi pesan utama dalam apel pagi peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Kementerian Agama angkatan XXXIX–XL yang digelar di Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Kamis (27/11/25). Sebanyak 160 peserta mengikuti apel dengan khidmat. Muslimin, Kasubbag TU Balai Diklat Keagamaan Surabaya, bertindak sebagai pembina apel.
Dalam amanatnya, Muslimin menegaskan bahwa materi Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang diberikan selama Latsar bukan sekadar rutinitas pelatihan fisik, melainkan sarana pembentukan karakter.
“Materi PBB yang diajarkan saat Latsar CPNS mempunyai makna, yaitu melatih kedisiplinan. Diharapkan setelah kembali ke satuan kerjanya masing-masing, disiplin bukan karena adanya punishment dan aturan,” ujar Muslimin di hadapan peserta.
Ia menambahkan bahwa ASN tidak boleh menjadikan pimpinan sebagai satu-satunya alasan untuk tertib dan disiplin. Menurutnya, kedisiplinan sejati lahir dari kesadaran internal.
Muslimin juga mengajak seluruh peserta menjadi agen perubahan. Ia menyampaikan bahwa peserta Latsar harus mampu menjadi “inovator yang memberi contoh kedisiplinan, di manapun bertugas.”
Lebih lanjut, Muslimin mengingatkan pentingnya menghayati nilai-nilai yang tertera dalam Panca Prasetya KORPRI. Ia menekankan bahwa setiap ASN wajib tidak hanya memahami, tetapi juga mempraktikkannya dalam tindakan nyata.
“Sebagai ASN harus menghayati Panca Prasetya KORPRI, kemudian mempraktikkannya,” tegasnya.
Menurut Muslimin, pegawai Kementerian Agama memikul peran strategis sebagai penjaga moral bangsa. Karena itu, ia berharap para peserta Latsar dapat menjadi teladan di tengah masyarakat, menjaga integritas, dan menunjukkan sikap profesionalisme di setiap lini pelayanan publik.
Pelaksanaan Latsar CPNS Kemenag ini diharapkan mampu menyiapkan aparatur negara yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter kuat dan berorientasi pada pelayanan. Peserta diingatkan bahwa perubahan positif dalam birokrasi dimulai dari disiplin diri sendiri.
Penulis: Mutia