Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Japar menegaskan pentingnya pendidikan yang menyeluruh dan berkelanjutan di tengah arus globalisasi dan percepatan teknologi informasi. Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya saat membuka secara resmi Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) Gelombang 6 secara daring melalui Zoom, Senin (19/5/2025).
Dalam arahannya, Japar menyoroti urgensi pendidikan holistik sebagai fondasi yang relevan untuk menjawab tantangan zaman. “Pelatihan ini menjadi harapan besar yang harus terus diikuti oleh SDM Kementerian Agama RI. Terlebih, saat ini kita membutuhkan pendekatan pendidikan yang holistik dan berkesinambungan,” ungkapnya.
Ia mencontohkan relevansi pelatihan seperti Manajemen Pondok Pesantren dan Pembelajaran Madrasah Diniyah (Madin) sebagai langkah strategis dalam memperkuat tata kelola lembaga pendidikan keagamaan. Menurutnya, manajemen yang baik, modern, dan transparan menjadi keharusan di era ini. “Baik manajemen SDM maupun administrasi, semuanya harus dikelola secara profesional. Apalagi pesantren kini mendapat perhatian penuh dari Kementerian Agama, bahkan tidak menutup kemungkinan akan dibentuk Direktorat Jenderal khusus yang menangani pesantren,” lanjutnya.
Menghadapi potensi besar tersebut, pesantren perlu mempersiapkan diri, khususnya dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia menegaskan bahwa harus ada SDM yang kompeten dan memiliki kemampuan sesuai bidang masing-masing. Sarana, prasarana, dan model pembelajaran juga harus mulai dirancang secara matang untuk menjawab kebutuhan zaman.
Dr. Japar juga menyinggung konsep pembelajaran berbasis cinta yang mulai dirancang oleh Kementerian Agama. Ia meyakini bahwa pondok pesantren tidak akan kesulitan menerapkannya. “Kedekatan santri dengan pengasuh dan kuatnya tradisi keilmuan di pesantren menjadi modal utama. Ini momen penting untuk meningkatkan kompetensi para pengelola pesantren,” ujarnya.
Selain itu, pelatihan Kerukunan Umat Beragama juga menjadi bagian penting dalam pembangunan masyarakat yang rukun dan damai. “Isu kerukunan ini bukan hal baru, tapi tetap menjadi prioritas. Kita harus terus aktif memberikan penguatan kepada masyarakat dan ormas keagamaan agar bisa hidup rukun, damai, dan sederhana,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa semangat “rukun, maslahat, dan cerdas” menjadi tiga kata kunci yang terus diusung Kementerian Agama.
Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan dampak langsung, baik bagi peserta maupun masyarakat luas. “Mari jadikan pelatihan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kapasitas diri, demi pelayanan yang semakin baik,” tutupnya.
Dalam kegiatan pembukaan ini juga disampaikan laporan panitia oleh Kasubbag Tata Usaha BDK Surabaya, Muslimin. Ia menjelaskan bahwa pelatihan PDWK Gelombang 6 terdiri dari beberapa pelatihan, yakni Manajemen Pembelajaran Madin yang dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang, Pelatihan Kerukunan Umat Beragama yang juga diselenggarakan di Kabupaten Sampang, serta Pelatihan Manajemen Pondok Pesantren yang dilaksanakan di Kabupaten Situbondo. Setiap pelatihan diikuti oleh 35 orang peserta yang berasal dari unsur guru, pengelola lembaga, hingga tokoh masyarakat. Seluruh pelatihan dilaksanakan dengan metode blended learning, yaitu kombinasi pembelajaran daring selama empat hari melalui Zoom dan tiga hari pembelajaran klasikal secara tatap muka di lokasi pelatihan.