Surabaya – “Jadilah ASN yang berakhlak!” tegas Akhmad Sruji Bahtiar, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, saat memberikan materi pada peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Kemenag angkatan XXXI-XXXIV yang digelar Balai Diklat Keagamaan Surabaya secara daring, Rabu (27/8/2025).
Bahtiar menekankan, akhlak dalam perspektif agama berarti berperilaku baik, disiplin, bertanggung jawab, transparan, dan akuntabel. Namun, ia menambahkan bahwa dalam konteks birokrasi, ASN harus menginternalisasi nilai berAKHLAK yang dicanangkan pemerintah sebagai core value.
“Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif bukan sekadar jargon. Itu fondasi utama seorang ASN,” ujarnya.
Ia menjelaskan, orientasi pelayanan menuntut ASN memberikan layanan prima yang berangkat dari niat ikhlas karena Allah. “Jika niatnya pamrih, maka pelayanannya pun akan mengikuti pamrih tersebut. ASN yang berakhlak memberikan layanan semata-mata untuk mendapat ridho Allah,” ungkap Bahtiar.
Menurutnya, pelayanan prima hanya bisa terwujud jika ASN memahami kebutuhan masyarakat, bersikap responsif, menyelesaikan keluhan dengan komunikasi persuasif, menuntaskan tugas pokok, serta terbuka pada kritik dan saran. “Kalau masyarakat mengeluh, jangan marah. Dengarkan, tanggapi dengan tenang, karena keluhan itu sejatinya jalan perbaikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bahtiar menekankan pentingnya akuntabilitas ASN. “ASN yang akuntabel menjaga amanat dengan penuh tanggung jawab, jujur, disiplin, dan berintegritas tinggi. Ia menolak segala bentuk gratifikasi, korupsi, kolusi, dan nepotisme,” katanya.
Selain itu, ASN dituntut untuk terus kompeten dengan belajar dan mengasah kemampuan. “Kompetensi akan meningkatkan kualitas layanan. Diskusi, berbagi pengalaman, itu bagian dari meningkatkan kompetensi,” tambahnya.
Bahtiar juga menyoroti pentingnya sikap harmonis di tengah keberagaman Indonesia. “ASN harus adil tanpa memandang ras, agama, budaya, dan suku. Hubungan baik antar sesama itu modal utama,” jelasnya.
Ia mengingatkan, loyalitas ASN bukan berarti membela individu atau kelompok, melainkan berdedikasi tinggi untuk bangsa dan negara. “ASN yang loyal menjauhi radikalisme, tidak menjadi provokator, dan menjaga nama baik institusi,” ujarnya.
Adaptif dan kolaboratif juga menjadi karakter wajib ASN masa kini. “ASN harus siap menjadi motor perubahan, inovatif, dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. Tidak ada ASN yang bisa bekerja sendiri, kolaborasi adalah kunci,” pungkas Bahtiar.
Pesan tersebut disambut antusias peserta Latsar CPNS Kemenag. Melalui penguatan nilai berAKHLAK, diharapkan hadir aparatur sipil negara yang profesional, religius, dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Penulis: Mutia