
Surabaya – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya kembali menutup rangkaian Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III, Gelombang III, pada Kamis–Jumat (2–3/10/2025). Upacara penutupan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang para peserta yang sebelumnya telah melalui pembelajaran daring, klasikal, hingga seminar rancangan dan laporan aktualisasi.
Penutupan berlangsung dalam dua hari. Pada 2 Oktober 2025, Angkatan VIII secara resmi ditutup langsung oleh Kepala BDK Surabaya, Japar. Sementara pada 3 Oktober 2025, Angkatan IX dan X ditutup oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Muslimin.
Dalam amanatnya, Japar memberikan pesan mendalam kepada para peserta agar menanamkan makna pengabdian dalam profesi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Menjadi ASN itu jangan hanya bertujuan untuk hidup nyaman, tetapi harus berorientasi pada pengabdian. Sesungguhnya kita adalah pelayan masyarakat. Maka berikanlah pelayanan yang maksimal, prima, dan cepat. Jangan pernah mengkhianati rakyat, berikanlah yang terbaik,” tegasnya.
Sementara itu, Muslimin menyampaikan pesan penuh haru yang menyentuh hati seluruh peserta. Ia menekankan pentingnya doa restu orang tua dalam setiap pencapaian yang diraih.
“Kesuksesan Anda semua tidak lepas dari doa kedua orang tua. Sepulang dari BDK Surabaya, ciumlah tangan mereka sambil mengucapkan terima kasih. Bagi yang orang tuanya sudah tiada, doakanlah agar amal ibadah mereka diterima Allah dan diampuni dosa-dosanya,” ungkapnya.
Ucapan kedua pejabat tersebut sontak membekas dalam ingatan peserta. Tidak sedikit yang terharu mendengar pesan itu, mengingatkan mereka bahwa di balik setiap pencapaian ada doa yang dipanjatkan dengan tulus dari orang tua.
Upacara penutupan ini tidak hanya menjadi akhir dari sebuah pelatihan, tetapi juga menjadi titik awal pengabdian bagi para CPNS yang kelak akan mengemban amanah sebagai ASN Kementerian Agama. Dengan bekal nilai integritas, pengabdian, dan rasa syukur, para lulusan Latsar diharapkan mampu menjadi abdi negara yang memberi warna positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Penulis: Mutia