


Surabaya – Aparatur Sipil Negara (ASN) bukan hanya sekadar pegawai yang bekerja di kantor. Lebih dari itu, mereka adalah wajah negara di mata publik, yang pundaknya memanggul kebutuhan bangsa, bukan kepentingan pribadi. Pernyataan lugas ini disampaikan oleh Matsuki, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Keagamaan, saat memberikan materi dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS Kementerian Agama yang diselenggarakan secara daring oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya pada Rabu (20/8/2025).
Di hadapan para calon abdi negara, Dr. Mastuki menekankan pentingnya employer branding ASN. Menurutnya, branding yang kuat dan dikembangkan berdasarkan core value BerAKHLAK—Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif—akan berdampak positif, baik bagi ASN itu sendiri maupun bagi kepercayaan publik. “ASN itu adalah wajah negara di mata publik. Pundak kita memanggul kebutuhan negara, bukan kepentingan pribadi. Ketika employer branding kita jelas dan kuat, maka kita bisa mendapatkan kepercayaan publik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dr. Mastuki memaparkan tiga strategi utama dalam membangun employer branding ASN, yaitu internal branding, eksternal branding, serta talent attraction & retention. Internal branding dimulai dari perubahan diri setiap ASN untuk menjadi duta nilai-nilai luhur yang mereka emban. Ia mencontohkan kampanye “Proud to Serve the Nation” yang bukan hanya sekadar slogan, melainkan sebuah pola pikir untuk menumbuhkan rasa bangga dan kepemilikan terhadap profesi abdi negara. Dengan nilai yang tertanam kuat, citra positif akan terpancar secara alami.
Eksternal branding, lanjutnya, ditujukan untuk mengubah citra ASN di mata masyarakat. Selama ini ASN sering diasosiasikan dengan birokrasi lamban dan berbelit. Oleh karena itu, ASN masa kini harus melakukan rebranding dengan menampilkan diri sebagai sosok yang profesional, digital, dan inovatif. Transformasi inilah yang akan membangun persepsi baru bahwa ASN adalah bagian dari solusi.
Strategi ketiga adalah talent attraction & retention, yakni kemampuan untuk menarik sekaligus mempertahankan sumber daya manusia unggul. Dengan employer branding yang kuat, ASN dapat dipromosikan sebagai career of choice yang menarik bagi generasi muda. Hal ini tidak hanya memudahkan pemerintah dalam merekrut talenta terbaik bangsa, tetapi juga membuat para pegawai yang ada semakin bangga dan betah mengabdikan diri bagi negara.
Pemaparan Dr. Mastuki ini bukan sekadar materi Latsar, melainkan sebuah ajakan untuk melakukan revolusi mental di kalangan ASN. Momentum ini mengingatkan bahwa tanggung jawab ASN jauh melampaui sekadar pekerjaan. Mereka adalah representasi negara, di pundak merekalah harapan besar rakyat Indonesia diletakkan.
Penulis: Dewi Satya