“Menjadi ASN Kementerian Agama adalah amanah yang mulia. Kita bukan hanya terikat pada aturan birokrasi, tapi juga terikat sebagai penjaga moral umat. Kementerian Agama itu seperti latar putih, setitik noda pun akan tampak mencolok.” Demikian pesan Menteri Agama RI dalam pembukaan Latihan Dasar (Latsar) CPNS dan Orientasi PPPK Kementerian Agama Tahun 2025 yang diselenggarakan secara nasional pada Senin, 14 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 48.416 ASN baru dari seluruh Indonesia dan menjadi momentum penting untuk mengingatkan kembali nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh setiap aparatur sipil negara di lingkungan Kemenag.
Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap ASN Kemenag sangat tinggi. Mereka membayangkan ASN sebagai sosok yang tidak boleh salah, layaknya malaikat. Karena itu, ASN Kemenag harus menjaga perilaku, lisan, dan etika dengan sungguh-sungguh. Tidak cukup hanya berakhlak, seorang ASN Kemenag juga harus istiqomah—menjaga keikhlasan, kesabaran, sifat tawadu’, qana’ah (merasa cukup), amanah, adab, keseimbangan (mutawassith), dan al-hilm, yaitu tetap ceria dan menebar senyum meski dalam kondisi sulit. Semua itu menjadi bekal utama dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik di bidang keagamaan.
Kegiatan ini turut dihadiri secara langsung oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd., sebagai wujud dukungan dan komitmen penuh dalam mencetak ASN yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual. Dalam keterangannya, Dr. Japar menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan hanya proses administratif belaka, tetapi fondasi karakter dan mentalitas ASN Kemenag ke depan. Ia menegaskan bahwa BDK Surabaya siap menjalankan tugas tersebut dengan kesungguhan dan profesionalisme, agar setiap ASN benar-benar mampu menjadi wajah negara yang hadir di tengah masyarakat.
Sementara itu, Kepala BKN Prof. Zudan Arif Fakrulloh menambahkan bahwa ASN Kemenag harus mampu menunjukkan kinerja nyata dan inovasi yang berdampak langsung bagi umat. “Masyarakat tidak menunggu retorika. Mereka menunggu karya. Jangan sampai pekerjaan besar Kemenag tidak terdengar gaungnya. Gunakan media sosial secara produktif untuk mengabarkan capaian kita, bukan sekadar keluhan,” tegasnya. Ia juga mengajak semua pihak untuk mencintai ASN dengan cara memudahkan karier, memberikan insentif, dan menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Menurutnya, ASN adalah wajah negara yang hadir pertama dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat.
Pelaksanaan Latsar CPNS dan Orientasi PPPK ini merupakan bagian dari komitmen besar Kementerian Agama dalam membentuk birokrasi yang berdampak, inklusif, dan transformatif. Di bawah koordinasi BDK Surabaya, pelatihan tahun ini telah dimulai sejak awal Juli dengan metode distance learning dan akan dilanjutkan ke tahap klasikal pada bulan berikutnya.
Secara khusus, ASN (CPNS dan PPPK) BDK Surabaya juga mengikuti kegiatan pembukaan ini secara daring dari ruang meeting Gedung B BDK Surabaya. Kehadiran mereka mencerminkan semangat belajar dan kesiapan untuk bertransformasi menjadi ASN yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, pelayanan, dan keteladanan.
Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, BDK Surabaya siap mencetak aparatur Kemenag yang tidak hanya hadir di tengah umat, tetapi juga mampu berbicara lewat karya, bukan sekadar kata.
Penulis: Alia