Malang (BDK Surabaya) — Perceraian bukan lagi isu pribadi semata. Dalam banyak kasus, perceraian menjadi persoalan sosial yang berdampak luas terhadap ketahanan keluarga dan stabilitas masyarakat. Di tengah kompleksitas persoalan rumah tangga yang semakin beragam, kehadiran penyuluh dan penghulu sebagai garda terdepan pembinaan keluarga menjadi sangat krusial.
Hal tersebut menjadi sorotan utama Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd., saat membuka kegiatan pelatihan secara daring pada Senin (28/7). Ia menegaskan pentingnya memperkuat peran para pendamping masyarakat ini agar mampu memberikan nasihat dan pembinaan yang tidak hanya normatif, tetapi juga relevan dengan tantangan nyata yang dihadapi keluarga masa kini.
“Kalau kita salah pilih tukang cukur, mungkin cukup menyesal satu bulan. Tapi kalau salah pilih pasangan, penyesalannya bisa seumur hidup,” ujarnya, memberi ilustrasi ringan namun mengena.
Menurutnya, membangun keluarga yang kuat dan utuh tidak cukup hanya berbekal niat baik. Penyuluh dan penghulu perlu dibekali kemampuan komunikasi yang empatik serta pendekatan pembinaan yang menyentuh aspek psikologis, sosial, dan spiritual. Terlebih, pembinaan seharusnya dimulai jauh sebelum ijab kabul terucap.
Ia menekankan bahwa peran penyuluh dan penghulu sangat strategis dalam membentuk fondasi keluarga sejak awal. Mereka diharapkan hadir secara aktif dalam setiap proses pendampingan, membawa nilai-nilai edukatif yang menyentuh sisi emosional dan spiritual calon pasangan. Melalui pendekatan yang penuh empati dan pemahaman yang luas, penyuluh dan penghulu dapat menjadi sosok yang memberi inspirasi dan bimbingan dalam membangun keluarga yang harmonis dan berdaya tahan.
Dalam laporannya, Muslimin, Kasubbag TU BDK Surabaya, menyampaikan bahwa pelatihan ini berlangsung dalam dua tahapan. Sesi daring dilaksanakan pada 28–31 Juli dan akan dilanjutkan dengan sesi klasikal pada 5–7 Agustus 2025 yang akan digelar di Kantor Kementerian Agama Kota Malang. Sebanyak 40 peserta, yang terdiri dari penghulu dan penyuluh agama di wilayah Kota dan Kabupaten Malang, terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas peserta sebagai ujung tombak pembinaan keluarga, sekaligus menjadi ruang reflektif untuk memperbarui pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendampingi masyarakat. Dengan penguatan ini, BDK Surabaya optimis bahwa para penyuluh dan penghulu dapat berperan lebih efektif dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Penulis: Dewi