Surabaya (BDK) — Senin, 21 Juli 2025, Tim Analis Kebutuhan Pelatihan (AKP) Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya resmi menyerahkan laporan Rencana Kebutuhan Pelatihan Tahun 2026 kepada Kepala BDK Surabaya, Japar. Laporan ini merupakan hasil penjaringan data dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, melibatkan lebih dari 200 responden dari berbagai jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Agama.
Tim AKP BDK Surabaya dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Balai dan terdiri dari tujuh orang. Penanggung jawab tim adalah Kepala BDK Surabaya, Japar bersama Kasubbag Tata Usaha, Muslimin. Sementara pelaksana teknis terdiri dari Ani Nur Hidayati (ketua), Ninik Supriyati (sekretaris), serta tiga anggota: Muhammad Anung Edi Nugroho, Dedi Kurniawan dan Wikaning Tri Dadari. Survei disebarkan melalui Google Form dan juga melibatkan peserta rapat koordinasi, dengan responden yang mewakili berbagai profesi seperti kepala madrasah, pengawas, pranata komputer, pranata humas, arsiparis, dan jabatan fungsional lainnya. Mereka memberikan informasi penting terkait kompetensi yang masih dibutuhkan dan perlu ditingkatkan di masing-masing daerah.
Hasil survei kemudian dirumuskan menjadi laporan yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan program pelatihan tahun 2026, termasuk rancangan kurikulum dan silabusnya. AKP ini juga memiliki fungsi strategis dalam mendukung proses penjaminan mutu seperti ISO maupun akreditasi lembaga.
“Kami mengawal laporan ini agar tepat waktu, akurat, dan relevan dengan kebutuhan nyata di lapangan,” ungkap Ani Nur Hidayati, Ketua Tim AKP. Penyusunan laporan berhasil diselesaikan sesuai dengan target timeline, yakni pada bulan Juni 2025.
Beberapa pelatihan yang paling banyak diminati di antaranya adalah pelatihan kurikulum untuk guru, pelatihan penyuluh agama dan penguatan kerukunan umat beragama (KUB), serta pelatihan penggerak Moderasi Beragama yang masih menjadi prioritas utama di banyak daerah.
Dengan kerja kolaboratif yang melibatkan pimpinan hingga analis statistik, laporan ini diharapkan menjadi referensi yang kuat dalam merancang pelatihan yang lebih adaptif, kontekstual, dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas aparatur Kementerian Agama.
Penulis: Alia