Surabaya – Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Ali Ramdhani, menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menjadi langkah strategis dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang rukun, maslahat, dan cerdas. Pesan tersebut ia sampaikan saat memberikan pembekalan kepada peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Kementerian Agama yang digelar Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya melalui Zoom Meeting pada Rabu (2/7/2025).
“Kemenag kini memegang mandat penting untuk menghadirkan dampak nyata bagi umat. Orientasi itu diwujudkan dalam tiga arah utama: membangun masyarakat yang rukun, maslahat, dan cerdas,” jelasnya.
Ali Ramdhani menjelaskan bahwa kerukunan merupakan fondasi utama bagi terciptanya kehidupan yang damai dan stabil. Kerukunan dimaknai dalam tiga dimensi: kerukunan antarumat beragama, kerukunan di internal agama, serta harmoni antara agama dengan pemerintah. “Kerukunan adalah modal sosial yang sangat penting. Tanpa kerukunan, semua upaya pembangunan akan rapuh,” tegasnya.
Ia menambahkan, dari kerukunan akan lahir masyarakat yang maslahat. Maslahat bukan hanya soal kesejahteraan lahir, tetapi juga keberkahan hidup dunia dan akhirat. “Maslahat menjadi bukti hadirnya negara yang benar-benar memfasilitasi umat agar semakin dekat dengan ajaran agamanya,” ungkapnya.
Untuk mendukung tercapainya masyarakat yang rukun dan maslahat, dibutuhkan aparatur sipil negara yang berkarakter kuat dan kompeten. Oleh karena itu, pengembangan SDM menjadi salah satu prioritas utama. “ASN Kemenag harus memiliki kemampuan yang utuh. Kita perlu membudidayakan akal, memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, sekaligus membangun perilaku yang berintegritas,” katanya.
Menurutnya, penguatan kapasitas aparatur tidak boleh hanya bersifat formalitas atau rutinitas administratif. ASN dituntut untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan zaman melalui penguasaan lima kecerdasan yang saling melengkapi.
“Penguatan lima kecerdasan inilah yang menjadi instrumen utama agar ASN mampu menghadirkan kerukunan di tengah masyarakat dan memastikan kemaslahatan umat secara berkelanjutan,” imbuhnya.
Ali Ramdhani kemudian merinci lima kecerdasan yang harus dikembangkan setiap ASN:
Kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan berpikir logis, kritis, dan menyusun hubungan sebab-akibat. “Intelektual adalah pintu pembuka keberhasilan,” tuturnya.
Kecerdasan emosional, yakni kecakapan mengelola perasaan dan jiwa agar menjadi pribadi yang bijaksana. “Kecerdasan emosional berkontribusi hingga 85–95 persen pada kesuksesan, tetapi tetap harus ditopang kecerdasan intelektual,” jelasnya.
Kecerdasan fisik, kesiapan menjaga kesehatan dan kebugaran sebagai penopang produktivitas kerja. Kecerdasan sosial, kemampuan membangun jejaring, bekerja sama, dan peduli terhadap orang lain. Kecerdasan spiritual, komitmen menjadikan nilai agama sebagai dasar sikap dan perilaku.
Ia mengajak seluruh peserta Latsar untuk terus mengembangkan kelima kecerdasan tersebut secara seimbang. “Pelayanan prima harus diwujudkan secara nyata, bukan hanya menjadi semboyan, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat” ujarnya menekankan.
Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Gelombang I ini diikuti sebanyak 160 peserta yang berasal dari berbagai satuan kerja Kementerian Agama di wilayah kerja BDK Surabaya.
Penulis: Dewi