Surabaya (11/8/2025) – Komitmen bukan sekadar niat atau rencana, melainkan kesanggupan untuk menuntaskan apa yang telah dijanjikan. Pesan ini disampaikan Widyanto, Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, saat menjadi pembina apel di halaman kantor BDK Surabaya, Senin (11/8/2025).
“Komitmen berarti apa yang kita janjikan kepada BDK Surabaya kita laksanakan dengan sungguh-sungguh. Saat diberi tugas, mari kita saling bahu-membahu dan bekerja sama,” ujarnya mengawali amanat.
Widyanto memaparkan tiga dimensi penting dalam komitmen. Pertama, komitmen kecil yang dimaksud adalah komitmen yang berawal dari diri sendiri. Meski terlihat sederhana, komitmen pribadi menjadi pondasi kualitas kerja dan berdampak langsung pada performa tim.
Kedua, hubungan antara komitmen dan mood. Ia menegaskan, komitmen tidak boleh bergantung pada suasana hati. “Ketika mood turun, tetaplah berpegang pada komitmen. Yang membuat seseorang bekerja bukan mood, melainkan komitmen,” tegasnya.
Ketiga, komitmen dalam tim. Dalam konteks ini, ia mengibaratkan tim sebagai rantai—setiap mata rantai adalah anggota yang saling terhubung. Jika satu mata rantai lemah atau terputus, kekuatan seluruh tim akan terganggu dan tujuan bersama sulit tercapai.
Menurutnya, ketika setiap anggota memegang teguh komitmen, tim akan terbentuk lebih solid, saling mendukung, dan siap menghadapi berbagai tantangan. Komitmen kolektif memastikan pekerjaan selesai tepat waktu, meminimalkan potensi konflik, dan menjaga reputasi tim di mata internal maupun eksternal. Sebaliknya, melemahnya komitmen satu anggota saja dapat menghambat kinerja keseluruhan.
Menutup amanatnya, Widyanto mengingatkan bahwa menjaga komitmen berarti menjaga reputasi, baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari institusi.
Penulis: Dewi