Jakarta (Kemenag) — Transformasi birokrasi dan pendidikan tinggi Islam kembali mendapat energi baru. Di tengah dinamika zaman dan tuntutan reformasi kelembagaan, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar resmi melantik dua tokoh kunci pada Jumat (9/5/2025) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta: Khairunnas sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) dan Muhammad Adil sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Pelantikan ini bukan sekadar pengisian jabatan struktural, melainkan sinyal kuat arah pembenahan internal Kementerian Agama dan peningkatan mutu pendidikan Islam. Acara tersebut disaksikan oleh jajaran eselon I, termasuk Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin dan Dirjen Pendidikan Islam Suyitno, menandakan betapa strategisnya dua posisi ini.
Integritas di Titik Ujung: Peran Vital Inspektorat
Dalam sambutannya, Menag menegaskan posisi Irjen sebagai “ujung tombak” dalam menjaga tata kelola kementerian. “Saya mohon betul, tegak lurus dan konsisten mengabdi kepada bangsa dan negara, tanpa terpengaruh oleh siapa pun dan apa pun,” tegasnya.
Khairunnas, yang dikenal sebagai sosok berintegritas, kini memikul tugas berat: memastikan setiap kebijakan berjalan sesuai prinsip akuntabilitas dan transparansi di tubuh Kemenag—sebuah tantangan di tengah kompleksitas birokrasi modern.
Kampus Bukan Sekadar Menara Gading
Kepada Rektor UIN Raden Fatah, Muhammad Adil, Menteri Nasaruddin mengingatkan bahwa kampus hari ini bukan sekadar lembaga akademik, tetapi medan dinamika sosial, politik, dan spiritual. “Memimpin kampus itu seni tersendiri, terutama di hadapan mahasiswa,” ujar Menag.
Ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang peka, adaptif, namun tetap menjaga arah kebijakan agar tidak melenceng dari visi nasional. Seiring tuntutan globalisasi dan digitalisasi, dunia kampus dituntut menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat.
Etika Kekuasaan dan Spiritualitas Kepemimpinan
Menag juga mengingatkan bahwa tantangan kepemimpinan bukan hanya datang dari luar, tapi seringkali dari dalam: keluarga, lingkungan, bahkan ego pribadi. “Kadang kita sendiri sudah bagus, tapi ada lingkungan yang mengganggu amanah,” ujarnya mengingatkan pentingnya integritas dan keteguhan hati.
Lebih dari itu, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya hubungan spiritual dalam memikul tanggung jawab besar. “Semakin tinggi jabatan, semakin kita harus dekat kepada Tuhan. Banyaklah beribadah secara khusus, agar senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT,” pesannya menutup.
Era Kolaborasi dan Transformasi
Pelantikan ini mencerminkan semangat baru Kementerian Agama dalam menghadapi era transformasi—baik dalam birokrasi maupun pendidikan tinggi keagamaan. Kunci keberhasilannya, menurut Menag, hanya satu: kerja sama solid dan niat tulus untuk mengabdi.