
Surabaya, 7 Oktober 2025 — Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya menggelar rapat koordinasi dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Triwulan III Tahun 2025, yang dihadiri oleh beberapa pejabat struktural, JFT dan staf pelaksana dari berbagai bidang. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat budaya kerja berbasis akuntabilitas serta meningkatkan koordinasi antarunit dalam penyusunan laporan kinerja lembaga.
Dalam arahannya, Kasubbag TU BDK Surabaya, Dr. H. Muslimin, M.M., menyampaikan harapan agar seluruh pegawai dapat berpartisipasi aktif dan maksimal dalam penyusunan laporan kinerja. Menurutnya, LKj merupakan bentuk tanggung jawab dan wujud akuntabilitas kinerja yang harus diselesaikan tepat waktu.
“Saya berharap semua tetap berpartisipasi maksimal untuk menyelesaikan laporan kinerja. Ini adalah bentuk tanggung jawab dan akuntabilitas kita bersama. Semua organisasi pemerintah wajib membuat laporan kinerja, dan ini menjadi tugas kita bersama,” ujarnya.
Selanjutnya, Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Japar, M.M., menegaskan pentingnya semangat kolaborasi lintas bidang agar penyusunan LKj dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan terarah. Ia juga mengapresiasi kerja sama tim yang telah berjalan selama ini serta mendorong agar seluruh pegawai tetap produktif dan adaptif terhadap berbagai dinamika pekerjaan.
“Alhamdulillah, kita bisa bertemu dalam rangka menyelesaikan LKj Triwulan III. Karena itu, mari kita berikan masukan sesuai bidang tugas masing-masing. Dengan berkolaborasi, LKj dapat selesai tepat waktu. Semakin sering kita bekerja bersama, semakin terlatih pula kita menyelesaikan berbagai tugas. Hindari zona nyaman, tetap berpikir positif, dan semoga kita mendapat hasil terbaik dari pimpinan di Jakarta,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, juga disampaikan pembaruan data kinerja yang telah disesuaikan berdasarkan hasil pertemuan daring bersama tim pusat pada pagi hari. Anton Sasono, Perencana BDK Surabaya, menjelaskan adanya beberapa perubahan indikator dan penyesuaian pada Bahan Guna (BG) yang mengacu pada dokumen rencana strategis sebelumnya.
Anton menambahkan bahwa penyusunan LKj Triwulan III harus mengacu pada capaian dari triwulan sebelumnya, karena laporan ini merupakan hasil akumulasi dari Triwulan I dan II. Selain itu, sasaran kegiatan BDK Surabaya difokuskan pada peningkatan kompetensi manajemen, pengelolaan, dan moderasi beragama bagi sumber daya manusia di bidang agama dan keagamaan.
“Perjalanan ini harus dipastikan sesuai dengan poin-poin pada Triwulan III. BG merupakan akumulasi dari capaian triwulan sebelumnya. Nilai kepuasan layanan nantinya akan dihitung berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan program moderasi beragama,” jelasnya.
Melalui rapat ini, BDK Surabaya menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat budaya kerja berbasis akuntabilitas, kolaborasi, dan profesionalitas ASN dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan berorientasi hasil.
Penulis: Alia