Surabaya – Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag RI, Ahmad Zainul Hamdi, yang akrab disapa Prof. Inung, memberi materi pelatihan secara daring dalam kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Tahun 2025 di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya pada Rabu (2/7/25).
Dalam sesi bertema Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL), Prof. Inung menegaskan pentingnya pegawai Kemenag memahami visi lembaga sebagaimana termaktub dalam Rencana Strategis Kemenag 2025–2029: Terwujudnya Masyarakat yang Rukun, Maslahat, dan Cerdas Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
“Saya ingin kalian garis bawahi tiga hal ini: rukun, maslahat, dan cerdas. Itulah visi Kementerian kita,” ujar Prof. Inung.
Ia menekankan, nilai rukun berarti setiap pegawai Kemenag harus menjadi teladan dalam merawat kerukunan, bukan justru menjadi sumber konflik di tengah masyarakat.
“Kalian boleh menganut agama apa saja sesuai konstitusi. Tapi jangan sampai pegawai Kemenag yang visinya rukun malah jadi bagian dari masyarakat yang konflik. Silakan cek media sosial masing-masing, karena itu jendela untuk melihat dirimu,” tegasnya.
Nilai maslahat, lanjut Prof. Inung, bermakna komitmen menciptakan kebaikan bersama dan menolak korupsi. Ia mengingatkan para CPNS untuk tidak menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi.
“Kita hidup hanya sekali, punya kesempatan mengabdi kepada bangsa dan negara. Jangan menghidupi keluarga dengan harta yang tidak benar. Mari kita menciptakan kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Sedangkan nilai cerdas menuntut aparatur Kemenag untuk terus belajar demi mencerdaskan masyarakat.
“Bayangkan jika anak kita diajar guru yang sudah berhenti belajar. Karena itu kita tidak boleh berhenti belajar,” pesannya.
Selain menjabarkan visi, Prof. Inung juga memaparkan misi Kementerian Agama. Pertama, meningkatkan kualitas kehidupan beragama yang rukun dan berorientasi pada kemaslahatan. Kedua, meningkatkan kualitas pendidikan umum dengan kekhasan agama, pesantren, dan pendidikan keagamaan. Ketiga, memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Ia menekankan pentingnya membenahi birokrasi sejak dini, dimulai dari integritas para pegawai baru.
“Mari kita buat niat baik sejak awal, menjadi agen pembenah birokrasi, menolak korupsi, menegakkan clean governance, dan melayani masyarakat dengan ramah,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Inung juga menjelaskan struktur organisasi Kemenag yang dipimpin oleh Menteri Agama dan Wakil Menteri. Di bawahnya terdapat 11 unit kerja eselon I, seperti Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, hingga Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM.
Menurutnya, pembentukan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM bertujuan memastikan kualitas SDM Kemenag sejak rekrutmen hingga purna tugas.
“BDK Surabaya ini salah satu kaki tangan Badan Moderasi Beragama. Tugasnya memastikan SDM Kemenag skillful dan kompetensinya terus meningkat,” pungkasnya.
Pelatihan Dasar CPNS di BDK Surabaya diikuti para calon pegawai Kemenag di wilayah Jawa Timur. Kegiatan ini menjadi bekal awal menanamkan nilai-nilai integritas, pelayanan publik, dan penguatan kapasitas aparatur sipil negara dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Penulis: Mutia