Mengapa pelatihan itu penting? Pertanyaan tersebut menjadi pembuka yang sekaligus dijawab secara mendalam oleh Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama RI, Ahmad Zainul Hamdi dalam sesi pemaparannya kepada para penyuluh agama Islam. Menurutnya, pelatihan bukan sekadar menambah pengetahuan, melainkan proses pembentukan sikap, karakter, dan kesadaran diri sebagai bagian dari manusia pembelajar. (17/5/25)
Lebih lanjut, Sesban menegaskan bahwa setiap kementerian pasti memiliki badan pengembangan SDM karena tidak ada satu pun kementerian yang ingin memiliki SDM yang tidak kompeten. “Itulah kenapa pengembangan SDM menjadi sangat krusial. Kita tidak ingin institusi ini diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten,” tegasnya.
Ia menyebut ada dua pilar utama dalam menjamin kompetensi SDM Kemenag. Pertama, SDM yang direkrut harus berasal dari perguruan tinggi yang memiliki sistem dan proses pembelajaran yang baik. Kedua, SDM tersebut harus terus diasah dan diperkuat melalui pelatihan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, BDK Surabaya memiliki peran strategis sebagai lembaga yang bertanggung jawab menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi ASN Kemenag di wilayah Jawa Timur.
“Pelatihan ini penting karena menjadi ruang untuk terus me-refresh dan memperbaharui pengetahuan kita. Bukan hanya tentang pengetahuan (knowledge), tapi juga tentang sikap (attitude),” ujarnya. Ia mengingatkan, banyak orang tahu bahwa takwa itu penting, tapi belum tentu menjadi pribadi yang bertakwa. Begitu pula dengan belajar; banyak yang tahu belajar itu penting, namun belum tentu menjadi manusia pembelajar.
Dalam konteks penyuluhan, Ahmad Zainul Hamdi memberikan ilustrasi tajam: “Orang bisa hafal definisi keluarga sakinah, tapi belum tentu mampu menjadi penyuluh keluarga sakinah yang efektif. Bahkan, seorang penyuluh pun belum tentu memiliki keluarga yang sakinah. Maka, pelatihan ini harus dimulai dari menyelesaikan diri sendiri. Pastikan nilai-nilai pelatihan ini benar-benar meresap dalam diri kita.”
Ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama merupakan salah satu kementerian terbesar dengan jumlah SDM mencapai 1.880.420 orang, termasuk para penyuluh dan penghulu yang bekerja di KUA sebagai unit layanan di tingkat kecamatan. Dengan skala sebesar itu, penguatan SDM tidak bisa ditawar, dan pelatihan harus dipandang sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas layanan keagamaan.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, menurutnya, pengembangan SDM di Kemenag juga meliputi knowledge sharing dan short course yang dirancang untuk memperkuat kapasitas individu, memperdalam pemahaman, serta memperkuat integritas dan profesionalitas aparatur.
Mengakhiri materinya, Sesban menyampaikan pesan yang menggugah kesadaran para peserta, “Orang terpelajar mungkin punya masa lalu, tapi orang pembelajar pasti punya masa depan.” Sebuah pengingat bahwa menjadi pembelajar adalah proses seumur hidup yang memerlukan kesungguhan, kerendahan hati, dan kemauan untuk terus berkembang.
Materi tersebut disampaikan dalam Pelatihan Keluarga Sakinah yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya secara daring melalui Zoom Meeting, pada Sabtu, 17 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti oleh para penyuluh agama Islam dari Kabupaten Sumenep dan Banyuwangi.