Surabaya (7/7/2025) — Suasana apel pagi di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Senin (7/7), terasa lebih hangat dan reflektif. Mushollin, S.Ag., M.Pd.I., Widyaiswara BDK Surabaya yang baru saja kembali dari Tanah Suci sebagai petugas haji tahun ini, hadir sebagai pembina apel dan membagikan pengalaman spiritualnya selama bertugas di musim haji 1446 H.
Dalam arahannya, Mushollin menyoroti satu kata kunci yang sering didengar para calon jamaah sebelum berangkat haji: sabar. Namun menurutnya, makna sabar dalam konteks ibadah haji memiliki dimensi yang lebih luas dan dalam.
“Wukuf itu artinya berhenti. Arafah berarti memahami kebaikan. Saat wukuf, banyak orang justru ingin buru-buru menyelesaikan ibadah. Padahal, itu momen untuk merenung, memahami, dan menyadari bahwa segala sesuatu hanyalah milik Allah,” ungkapnya di hadapan peserta apel.
Ia menambahkan, kenyamanan dalam beribadah tidak boleh membuat seseorang abai terhadap sekitar. “Kalau kita melihat orang lain kesusahan, bantu. Jangan sampai ibadah menjauhkan kita dari akhlak dan kepedulian sosial,” tegasnya.
Apel pagi turut dihadiri oleh Kepala BDK Surabaya Dr. H. Japar, M.Pd., dan Kasubbag TU Dr. H. Muslimin, M.M. Seluruh peserta mengikuti apel dengan khidmat, dan merenungi pesan-pesan yang disampaikan.
Kegiatan apel ditutup dengan doa bersama yang diamini seluruh peserta dengan penuh kekhusyukan. Momen ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai ibadah tak hanya hidup di Tanah Suci, tetapi juga bisa terus dihidupkan dalam rutinitas kerja dan pengabdian sehari-hari.
Penulis: Alia