Surabaya – Komitmen untuk terus membangun budaya kerja yang berintegritas, profesional, dan inovatif kembali diperkuat Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya. Pada Senin (16/6/2025), BDK Surabaya secara resmi mengukuhkan tiga Agen Perubahan yang diharapkan menjadi motor penggerak transformasi internal. Mereka yang terpilih adalah Sholehuddin, Sri Rejeki, dan Anton Sasono.
Pengukuhan dilakukan langsung oleh Kepala BDK Surabaya, Japar, dalam sebuah prosesi sederhana namun penuh makna. Dalam sambutannya, Japar menyampaikan bahwa kehadiran agen perubahan merupakan bagian dari upaya konkret untuk menanamkan nilai-nilai reformasi birokrasi di lingkungan kerja BDK Surabaya.
“Saya berharap para agen perubahan ini tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar hadir sebagai teladan nyata dalam sikap, kinerja, dan etika kerja. Jadilah contoh yang menginspirasi, yang menularkan semangat positif kepada seluruh pegawai. Dengan begitu, BDK Surabaya akan terus tumbuh menjadi lembaga yang bersih, melayani, dan adaptif terhadap perubahan,” ujar Japar dalam sambutannya.
Ia menambahkan, agen perubahan memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga integritas, mempromosikan pelayanan publik yang prima, serta menginisiasi inovasi yang mempercepat tercapainya tujuan organisasi. Menurutnya, perubahan budaya kerja tidak bisa hanya mengandalkan sistem dan regulasi, tetapi harus dimulai dari individu yang memiliki komitmen kuat untuk menjadi role model.
Ketiga agen perubahan terpilih merupakan sosok yang telah menunjukkan konsistensi dalam kinerja, kedisiplinan, serta kontribusi nyata dalam berbagai program pengembangan organisasi. Mereka diharapkan mampu menjadi jembatan komunikasi antara pimpinan dan pegawai, serta turut mengawal terwujudnya budaya kerja yang kolaboratif dan transparan.
Pengukuhan ini juga menjadi momentum penting dalam memperkuat semangat reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Agama, khususnya di sektor pendidikan dan pelatihan. Dengan dukungan para agen perubahan, BDK Surabaya optimis dapat menjadi institusi yang tidak hanya berprestasi secara teknis, tetapi juga unggul dalam tata kelola dan budaya organisasinya.
Penulis: Mutia Rifda